Contoh PTK Kenaikan Pangkat - Contoh PTK IPA BAB 3 Kelas 2 Alat Peraga Konkret Kenaikan Pangkat - Berikut ini contoh Laporan PTK IPA Kelas 2 dengan judul Upaya Peningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA melalui Penggunaan Alat Peraga Konkret pada Siswa Kelas II SD.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas II SD Negeri ............... yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Kelas ini dijadikan subjek penelitian karena rata-rata hasil belajar siswanya belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa pada umumnya sulit memahami materi dan kurang bersungguh-sungguh, sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah.
Mata pelajaran yang menjadi subjek penelitian adalah IPA, yaitu mengenai konsep “bagian utama hewan dan tumbuhan” yang merupakan materi semester satu dengan spesifikasi sebagai berikut:
Standar Kompetensi : 1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup makhluk hidup.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan.
Indikator : 1.1.1 Menyebutkan bagian-bagian utama tubuh hewan.
1.1.2 Menyebutkan bagian-bagian utama tumbuhan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri ..............., UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan ..............., Kabupaten ............... yang berlokasi di RT 01 RW 01, Desa ................ Dari Kecamatan ............... kurang lebih 1 km, sedangkan kota ............... kurang lebih 23 km dari arah barat daya. Secara geografis SD Negeri ............... terletak di antara pemukiman penduduk, di pinggir jalan desa, sebelah utara, timur, selatan, dan barat adalah pemukiman penduduk. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada denah berikut:
Gambar 3.1 Denah Lokasi SD Negeri ...............
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu menurut kalender pendidikan di SD Negeri ................ Penelitian ini memerlukan waktu 6 bulan yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Desember 2015. Kegiatan dimulai dari izin penelitian sampai dengan penyerahan laporan. Pengumpulan data dan penelitian setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
a. Siklus I Rabu, 4 dan 11 September 2015
b. Siklus II Rabu, 18 dan 25 September 2015
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan
4. Pihak yang Membantu
a. Kepala Sekolah Bapak Ratiman, S.Pd. Nip. 19620113 198405 1 001 yang memberi ijin lokasi penelitian.
b. Supervisor 2 sebagai pembimbing yang mengamati, mencatat, dan membantu proses perbaikan pembelajaran, yaitu Ibu Dwi Ari Iswanti guru kelas III, NIP. 19860101 200801 2 001.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PKT). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.
Menurut Suharsini Arikunto (dalam Rusna RA, 2010:30) di dalam PTK memiliki tiga pengertian, yaitu: 1) Penelitian, yang merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2) Tindakan, merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa. 3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat dengan ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dan guru yang sama pula.
Mills (dalam Rusna RA, 2010:31) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “Systematic Inkuiri” yang dilakukan oleh guru, kepada sekolah, atau konsuler untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “Reflective practice” yang berdampak positif pada berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat, (Wardani, 2006: 1-4).
Strategi yang digunakan mengacu pada model siklus. Lebih lanjut Rusna RA (2007:7-8) mengatakan PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan akan digunakan untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilaksanakan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut:
Gambar 3.2 Daur Penelitian Tindakan Kelas
Daur PTK dimulai dengan kegiatan merencanakan, tahap ini merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan dan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Tahap pelaksanaan/tindakan sebagai Langkah kedua dan merupakan proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan. Tindakan perencanaan ini perlu diobservasi agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali proses pembelajaran, baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Dengan demikian akan dapat diketahui kelemahan tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada daur ulang berikutnya. Daur PTK tersebut perlu didesain lebih lanjut agar kelemahan dapat diminimalkan, sehingga secara kronologis peneliti dengan mudah melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan daur ulang dalam tiga siklus.
Perbaikan pembelajaran dimulai dari ide awal, studi pendahuluan yang meliputi proses pembelajaran, tes diagnostic sebagai data awal, analisis dokumen kelas, wawancara dengan siswa, dan diskusi dengan supervisor. Pemantapan antara lain refleksi, studi literature, dan diskusi dengan supervisor tentang alat peraga konkret dan materi pembelajaran aktif. Persiapan yang meliputi penyusunan RPP, tes formatif, lembar observasi, LKS, mempersiapkan observer, dan simulasi. Tindakan yang terbagi ke dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila siklus I belum berhasil maka dilakukan siklus II. Siklus II diharapkan telah berhasil dan perbaikan pembelajaran berhenti di siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan alur proses perbaikan pembelajaran berikut:
Gambar 3.3 Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran selanjutnya dirancang dalam urutan tahapan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah, menganalisis, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis; 2) Menemukan cara memecahkan masalah/tindakan perbaikan; 3) Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam RPP; 4) Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang ditugasi sebagai Pengamat (observer); 5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat; 6) mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat; 7) Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan; 8) konsultasi dengan supervisor; 9) Merancang tindak lanjut; 10) Re-planning dan seterusnya sampai mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas, prosedur penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, dilakukan persiapan terakhir. Langkah-langkah yang dilakukan adalah Memeriksa Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, dan mencermati setiap butir yang akan direncanakan.
Langkah selanjutnya adalah memeriksa alat peraga yang akan digunakan, mencoba, mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus. Memeriksa scenario pembelajaran yang akan diimplementasikan melalui kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Memeriksa kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan teman sejawat yang akan membantu. Meyakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
b. Tindakan
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
Peneliti memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siswa siap menerima pelajaran, memotivasi siswa, memberikan apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran, “Siapa yang memelihara ayam di rumah? Kakinya ada berapa?” dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan.
2) Kegiatan Inti
Siswa mengamati gambar hewan yang ditempel di papan tulis. Siswa menyebutkan nama bagian tubuh hewan.
Peneliti dan siswa melakukan tanya-jawab tentang bagian tubuh hewan.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa tentang bagian tubuh hewan. Setelah selesai siswa melaporkan hasil LKS ke depan kelas bergantian, siswa yang lain memberikan tanggapan. Selanjutnya semua pekerjaan siswa dikumpulkan.
Dengan bimbingan peneliti siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, setelah pekerjaan siswa dikumpulkan, peneliti menugaskan siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa lain, peneliti menganalisis hasil pekerjaan siswa, memberikan tindak lanjut.
Siswa diberi tugas rumah menggambar hewan yang dimiliki di rumah. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Peneliti mulai melakukan tanya-jawab sebagai berikut: “Burung bergerak menggunakan apa?” Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang bagian tubuh hewan.”
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa kelihatan serius menatap ke depan kelas. Di depan kelas, di atas meja dipajang alat peraga berupa model hewan.
Dengan menggunakan alat peraga, penjelasan dimulai secara klasikal dengan menjelaskan bagian tubuh hewan.
Beberapa siswa diminta untuk menunjukkan dan menyebutkan bagian tubuh hewan. Kemudian siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar kerja siswa.
Kelas menjadi gaduh, siswa berebutan memilih alat peraga untuk diperagakan. Akhirnya peneliti membantu siswa mengatur pengamatan bergantian. Setelah selesai mengerjakan LKS, salah satu siswa diminta melaporkan hasilnya ke depan kelas. Siswa lain mencocokan hasilnya dengan memberikan tanggapan. Setelah selesai membahas lembar kerja, siswa diajak menyimpulkan pelajaran.
3) Kegiatan Akhir
Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterimanya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut.
Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pada kegiatan akhir, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan, diperiksa, dan dianalisis. Pembelajaran ditutup dengan salam.
c. Pengamatan
Teman sejawat yang membantu sebagai observer mengambil posisi duduk di bagian belakang. Dengan berbekal lembar observasi yang telah disepakati bersama, mengamati jalannya perbaikan pembelajaran yang berlangsung dalam dua kali pertemuan. Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti bersama-sama teman sejawat memanggil beberapa siswa untuk diminta komentarnya: “Apakah pengamatan yang dilakukan dapat mempermudah mereka memahami materi?”
Setelah kegiatan selesai dilakukan diskusi balikan untuk membahas kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung yang akan dijadikan refleksi dan proses perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
Selain keaktifan atau kesungguhan siswa dalam pembelajaran, guru pun selalu dituntut aktif dalam pembelajaran. Sesuai dengan kesepakatan bersama antara Pengamat dan peneliti. Ada 12 aspek keaktifan guru yang diobservasi di antaranya; 1. Apakah guru menjelaskan materi dilengkapi contoh?; 2.Apakah guru menjelaskan materi menggunakan alat peraga?; 3. Apakah guru dalam menjelaskan materi menggunakan buku sumber?; 4. Apakah guru dalam menjelaskan materi menggunakan buku sumber?; 5. Apakah guru menguasai materi pembelajaran?; 6. Apakah guru mampu mengundang siswa untuk bertanya?; 7. Apakah guru mampu memilah pertanyaan siswa untuk dibahas? ; 8. Apakah guru menguasai Teknik pembelajaran dengan baik? ; 9. Apakah guru memberi bimbingan secara intensif saat diskusi kelompok?; 10 Apakah guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan?; 11. Apakah guru mengadakan tes formatif di akhir kegiatan?; 12. Apakah guru mengadakan tindak lanjut di akhir kegiatan? Dari 12 aspek keaktifan guru yang diobservasi, baru muncul 9 aspek sehingga masih ada 3 aspek yang belum muncul.
Hasil analisis data dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran IPA konsep bagian tubuh hewan diperoleh hasil tes formatif sebagai berikut, Dari 19 siswa hanya ada 10 siswa yang dapat mencapai standar KKM atau baru 10 siswa yang menunjukkan ketuntasan dalam pembelajaran. Berarti baru 53% siswa yang mencapai ketuntasan dan 47% siswa tidak mencapai ketuntasan.
d. Refleksi
Akhirnya peneliti dan teman sejawat duduk bersama membahas hasil pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut: ketika pengamatan berlangsung banyak siswa yang berdiri, sementara guru tidak mengambil tindakan apa-apa; ketika pembagian kelompok berlangsung kelas menjadi gaduh; dari lima siswa yang diminta komentarnya, tiga siswa mengatakan sangat membantu, yang lainnya mengatakan kurang membantu. Sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, siswa yang benar-benar telah menunjukkan kesungguhan dalam belajar baru 10 anak.
Berdasarkan data terkumpul dan data hasil diskusi dilakukan penelaahan dan mencoba menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa sudah meningkat. Peneliti kemudian melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri. Mengapa kurang memperhatikan siswa saat pengamatan berlangsung? Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi keadaan ini? Mengapa kelas menjadi gaduh? Mengapa banyak siswa yang belum mencapai KKM?
Berdasarkan hasil refleksi, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan siklus II sebagai berikut: pembelajaran menggunakan diskusi kelompok, dengan cara ini diharapkan seluruh siswa aktif; setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu, pertemuan I hari Rabu tanggal 18 September 2013 dan pertemuan II tanggal 25 September 2013. Setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, siklus II, peneliti mencoba menyempurnakan tindakan pembelajaran sebelumnya.
Sebelum melaksanakan perbaikan peneliti melakukan persiapan antara lain memeriksa RPP. Peneliti memperbanyak kesempatan siswa dalam melakukan pengamatan di luar kelas tentang bagian utama hewan dan tumbuhan. Tidak seperti siklus I yang dilakukan secara klasikal, pada siklus II ini siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 3-4 anak.
b. Tindakan
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Peneliti menunjukkan gambar tumbuhan dan mulai melakukan tanya-jawab sebagai berikut: “Pernahkan kamu melihat tumbuhan ini? Adakah di sekitar rumahmu? Apa saja bagian-bagian utama tumbuhan ini? Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang bagian-bagian utama tumbuhan.”
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada siklus kedua pertemuan I ini dilakukan selama 40 menit. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 3-4 anak. Peneliti menunjukkan contoh tumbuhan dan kemudian membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok.
Peneliti menugaskan kepada setiap kelompok untuk melakukan pengamatan terhadap contoh tumbuhan dan mencatat hasil pengamatan tentang bagian utama tumbuhan pada lembar kerja.
Tidak seperti pada siklus I, pada siklus II ini, pengamatan dilakukan tidak dengan gambar, melainkan langsung terhadap contoh tumbuhan. Peneliti sesekali mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Setelah selesai melakukan pengamatan, siswa ditugaskan untuk melakukan diskusi kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan sebelumnya.
Wakil kelompok maju melaporkan hasil diskusi kelompoknya bergantian, kelompok lain memberikan tanggapan, pertanyaan, saran, dan atau sanggahan.
Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk diberi penilaian, dan hasil diskusi dipajang pada papan pajangan kelas yang telah disediakan, dan akan diganti setiap harinya dengan hasil kelompok lain.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Peneliti memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membawa contoh tumbuhan dan catatan mengenai bagian-bagian utama tumbuhan tersebut pada pertemuan berikutnya.
Setelah waktu pembelajaran habis, maka kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 September 2013. Pada pertemuan II, kegiatan awal dilaksanakan dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Peneliti menunjukkan 2 buah gambar tumbuha yang berbeda dan melakukan apersepsi dengan tanya-jawab sebagai berikut: “Samakah bagian-bagian utama kedua tumbuhan pada gambar ini? Pada pertemuan kali ini kita akan belajar bersama tentang bagian-bagian utama tumbuhan.”
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada siklus II pertemuan II ini dilakukan selama 40 menit. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 3-4 anak. Peneliti meminta siswa untuk mengeluarkan tugas rumahnya, menugaskan kepada setiap kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompok.
Siswa ditugaskan untuk mengamati tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan mencatat hasil pengamatan tentang bagian-bagian utama tumbuhan.
Setelah selesai melakukan pengamatan di luar kelas, siswa kembali masuk kelas untuk melakukan diskusi dan menerima tugas selanjutnya untuk menggambar tumbuhan yang telah diamati dan memberikan nama pada bagian-bagian utama tumbuhan yang telah di amati.
Setelah selesai, wakil kelompok maju melaporkan hasil diskusi kelompoknya bergantian, kelompok lain memberikan tanggapan, pertanyaan, saran, dan atau sanggahan.
Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk diberi penilaian, dan hasil diskusi dipajang pada papan pajangan kelas yang telah disediakan, dan akan diganti setiap harinya dengan hasil kelompok lain.
Dengan bimbingan peneliti siswa menyimpulkan pembelajaran.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dan menegaskan materi, membimbing siswa merangkum materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diterimanya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian dan tindak lanjut. Peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Seperti pada siklus I, pada siklus II ini teman sejawat yang bertugas sebagai observer mulai mengamati jalannya proses perbaikan pembelajaran yang berlangsung 2 kali pertemuan, dengan berbekal lembar observasi yang telah disepakati bersama.
Di akhir pembelajaran observer dan peneliti melakukan diskusi balikan untuk membahas kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan, yang akan dijadikan dasar refleksi untuk mengambil tindakan berikutnya.
Dari diskusi bersama diperoleh data hasil observasi sebagai berikut; pembagian kelompok berjalan lancar; pengamatan diluar kelas berjalan lancar; dan pengerjaan lembar kerja melalui diskusi juga berjalan dengan tertib, semua siswa terlihat aktif, dan lancar. Sesuai indikator seluruh siswa benar-benar telah menunjukkan kesungguhan belajar. Kesimpulan menunjukkan bahwa kesungguhan belajar siswa meningkat.
Proses perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kesungguhan siswa dalam belajar mengalami peningkatan dari siklus I.
Selain kesungguhan siswa dalam pembelajaran, guru juga dituntut aktif. Sesuai dengan kesepakatan bersama antara observer dan peneliti. Pada siklus II ada 12 aspek keaktifan guru yang diamati. Dari 12 aspek yang diamati tersebut, seluruh aspek telah muncul sehingga proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dinyatakan telah berhasil.
Hasil analisis data dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran IPA diperoleh hasil tes formatif sebagai berikut, dari 19 siswa seluruhnya (100%) telah mencapai KKM atau menunjukkan ketuntasan belajar.
d. Refleksi
Dari diskusi balikan diperoleh data hasil observasi antara lain; pembelajaran berlangsung kondusif dan interaktif. Siswa terlihat senang belajar. Hal ini tampak dari kesungguhan siswa dalam melaksanakan tugas dari guru; jumlah siswa yang tuntas melebihi kriteria yang ditetapkan; sesuai indikator yang ditentukan, siswa yang benar-benar bersungguh-sungguh belajar berjumlah 19 anak. Berarti seluruh siswa telah menunjukkan kesungguhan belajar.
Dari hasil refleksi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan telah berhasil. Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir pada siklus II.
C. Teknik Analisis Data
1. Jenis Data
b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif yaitu data tentang hasil tes formatif siswa sebelum dan sesudah diadakan perbaikan.
c. Data Kualitatif
Data Kualitatif yaitu data tentang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Sumber data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 1997:114). Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi:
a. Siswa
Untuk mendapatkan data berupa hasil belajar/evaluasi dan aktivitas siswa ketika diamati dalam kegiatan pembelajaran, yang tertuang dalam lembar pengamatan/observasi.
b. Guru kelas II
Untuk mendapatkan data berupa hasil pengamatan awal, peneliti dan juga subjek yang akan diamati dan kepala sekolah ketika pelaksanaan tindakan. Dengan demikian data yang diperoleh berupa komponen observasi pada lembar observasi yang akan diisi oleh peneliti dan kepala sekolah.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif yang berupa data tentang hasil belajar siswa dengan memberikan tes kepada siswa. Tes sebagai pengumpul data dibuat oleh guru yang disusun menggunakan prosedur tertentu dan data tentang penilaian kegiatan siswa untuk setiap kelompok.
Data kualitatif berupa data tentang kemudahan siswa dalam memahami materi, dilakukan dengan wawancara dengan siswa, dengan Teknik wawancara langsung, yaitu pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan subjek yang diteliti. Data yang lain adalah data tentang keaktifan belajar siswa, dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan di dalam kelas yang digunakan untuk penelitian.
4. Validitas Data
Validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument” (Suharsimi Arikunto, 1998: 160).
Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data dengan menggunakan trianggulasi, yang terdiri dari trianggulasi data, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teori. Hal tersebut melibatkan peneliti/guru, kepala sekolah, rekan guru, dosen pembimbing serta rekan sejawat.
5. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif akan diolah melalui analisis deskriptif, sedangkan data kualitatif akan diolah dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran.
Baca Juga:
No comments:
Post a Comment